Minggu, 22 September 2013

“aktivis dakwah forever”




Hai almanares,, syukur Alhamdulillah kita dipertemukan lagi di sini. Masih ingatkan ? almanar edisi idul fitri lalu kita membahas tentang hewan – hewan yang ada di dalam alquran. Nah kalo yang edisi idul adha ini kita mau ngobrolin tentang “berdakwah setelah menikah”.            
Almanares, fenomena dakwah berhenti setelah para aktivis menikah sudah tak asing lagi, jika aktivis dakwah senior baik pemuda muhammadiyah maupun nasyiah ada yang menikah, saat itu juga akan terdengar berita “si itu” udah ga bisa iku rapat lagi, “si dia” udah ga pernah nongol di pengajian dsb. Eit, Fenomena itu hanya ada di kalangan orang awam sobat…. tentunya bagi kalian para penggerak dakwah, so pasti tak akan menganggap seperti itu kan. Sudah saatnya fenomena yang berkembang di masyarakat itu harus kita luruskan, agar  tak menjadi image buruk bagi para aktivis dakwah yang sudah berani melanjutkan dakwahnya di  jenjang yang lebih tinggi, (hehe naik kelas nih..).    
Oke almanares saatnya kita akan kupas tuntas serangkaian tips dan maksud dari berdakwah setelah menikah.
Sebelum kita membahas “berdakwah setelah menikah” kita musti paham dulu nih dengan apa yang dimaksud dengan “berdakwah” dan “menikah”.
            Kata dakwah dari bahasa arab “Da’wah”, ‘da’aa yang berarti memanggil, mengundang, atau mengajak. Menurut Syekh Muhammad Al-Khadir Husain dakwah berarti menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagian dunia dan akherat.  Dakwah diartikan juga sebagai perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik (Aboebakar Atjeh, 1971:6).  
Yah… cukup singkat dan jelas untuk menjelaskan tentang dakwah bagi almanares, seperti yang dituliskan juga oleh Abdul Karim Zaidan bahwa dakwah adalah mengajak kepada agama Allah yaitu Islam. Tentunya di dalam Al-Qur’an pun Allah telah memerintahkan kewajiban dakwah dalam QS.Ali Imron ayat 104.
            Oke next…. Kita membahas sedikit tentang menikah ya almanares….
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
            Almanares, setelah kita tahu makna dakwah dan menikah. So jangan kuatir bagi para penggerak dakwah dan aktivis dakwah.
Aktivitas sebelum menikah tentu disibukkan dengan berbagai kegiatan organisasi dan seabreg agenda dakwah baik di kampus, maupun masyarakat. Nah biar gak ada lagi suara “si itu” udah ga bisa ikut rapat lagi, “si dia” udah ga pernah nongol di pengajian dsb. Yuk kita siapkan kader jauh sebelumnya. Disinilah kita perlu memahami bagaimana strategi dakwah agar tidak terputus karena menikah. Ingat almanares… menikah itu ibadah bukan penghalang untuk terus berdakwah.  
Yups, tentunya langkah pertama dalam berdakwah adalah menejemen organisasi untuk membangun suatu system kerjasama dalam pencapaian tujuan dakwah. Di dalam organisasi terdapat unsur pokok yang membentuk kegiatan menejemen yang terdiri atas da’i (man), sarana (materials), metode (methods), dana (money), dan obyek dakwah (market). Masing-masing unsur ini memiliki fungsinya sendiri namun tidaklah berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam mendorong tercapainya tujuan dakwah. So…almanares alangkah baiknya di dalam organisasi seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan melalui pengembangan kerjasama seluruh personil organisasi yang dikelola oleh seorang leader (pemimpin). 
Nah, selanjutnya untuk aplikasi menejemen dakwah sendiri kita harus membuat system menejemen seperti pendapat para ahli: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controlling (pengawasan) dan evaluating (evaluasi). 
Next, bagi almanares yang tentunya para aktivis dakwah, baik bagi pemuda maupun pemudi langkah awal yang kita lakukan adalah memaksimalkan proses menenjemen dakwah. Planning atau perencanaan adalah langkah awal dalam organisasi, dimana seorang aktivis menetapkan apa tujuan dakwah kemudian bagaimana melakukannya yang tertuang dalam program agenda sebagai program kerjanya, lalu siapa yang melakukan hal ini terkait kader dakwah (unsure man), dan kapan suatu kegiatan akan dilakukan.
Tidak cukup dengan sebuah planning saja almanares, berikutnya adalah organizing dimana pengorganisasian ini dilakukan untuk menciptakan hubungan tugas yang jelas antar personil sehingga setiap orang dapat bekerja bersama sebagai teamwork secara kondusif serta mendukung pencapaian tujuan.  Salah satu di dalam organizing adalah penentuan orang-orang dalam melakukan kegiatan sesuai potensinya, yah… disinalah hal penting bagi para aktivis yang sudah berencana akan menikah atau berpindah tempat (hehe), tentunya dalam penyiapan kader-kader dakwah yang nantinya akan menjadi penerus pergerakan dakwah kita.
Setelah terpilihnya kader-kader dakwah hal berikutnya adalah bagaimana kita mencetak kader-kader tersebut agar memiliki potensi dakwah yang unggul. Pergerakan (actuating) disinilah usaha, cara maupun teknik dan metode untuk mendorong atau member motivasi  para kader dakwah agar mau dan ikhlas bekerjasama dengan sebaik mungkin guna tercapainya tujuan dakwah. Pergerakan ini diarahkan untuk merangsang kader-kader secara antusias dan penuh semangat sebagai wujud dari kemauan yang baik. NahPR niy bagi para Leader atau pemimpin, kalian harus memiliki cara-cara tertentu dalam memberikan motivasi kepada anggota organisasi atau kader-kader dakwah yang dipimpin.
Tidak berhenti sampai disitu saja almanares, setelah tercetak kader-kader dakwah yang mumpuni, para aktivis yang tentunya akan melaju di ranah lebih tinggi (menikah niy…) bisa dengan tenang ketika akan berpindah di medan dakwah yang berbeda (hehe*).  Nah, namun tak kemudian berhenti sampai dengan mencetk kader saja, tentunya ketika para aktivis yang sudah hengkang ini berkurang waktunya atau bahkan sudah absen dari kancah organisasi dakwah, kita masih punya tugas dalam Controlling (pengawasan) dan evaluasi.
Di dalam tahap pengawasan maupun monitoring ini, akan diperoleh gambaran apakah pelaksanaan kegiatan telah memenuhi prosedur yang disepakati untuk perkembangan dan kemajuan yang telah ditetapkan. Yah, singkatnya kita masih punya tanggung jawab dalam membimbing para kader kita secara tidak langsung (indirect control).  Sedangkan dalam  tahap evaluasi adalah untuk mengetahui apakah dakwah itu berhasil atau tidak, gagal atau tidak. Disini dibutuhkan proses evaluasi yang teliti dan cermat serta objektif dengan menetapkan parameter-parameter keberhasilan aktifitas dakwah, sehingga dari hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan referensi untuk menyusun langkah-langkah strategi dakwah yang lebih efektif pada masa berikutnya, dan isyarat dalam melakukan evaluasi terdapat dalam firman Allah SWT : QS Al-Hasyr 59 :18
And the last…. Jangan khawatir para aktivis dakwah, intinya ketika kalian akan melangkah dalam medan dakwah yang lebih tinggi yaitu dalam pernikahan, persiapkanlah kader-kader dakwah yang nantinya akan mnjadi penerus dakwah. Dan tentunya setelah menikah pun, jangan kemudian berhenti di satu titik yang bernama Rumah Tangga saja kawan... justru melalui pernikahan itulah sebenarnya kita telah melangkah lebih tinggi di medan dakwah yang selanjutnya (naik kelas nih..).  Almanares, tidak ada kata “alumni aktivis dakwah” yang ada adalah “aktivis dakwah forever”.
So, bagi para aktivis yang sudah menjadi bapak atau ibu, ayo ekplorasi kembali potensi dakwah kalian melalui dakwah dalam keluarga baru kalian, lalu kembangkan dan jalinlah kembali link dakwah dengan para aktivis yang lain untuk membangun membangun medan dakwah yang lebih tinggi. 
 *artikel ini dimuat di majalah almanar edisi idul adha 1434H*
-otta.gz (almanar crew)-

Kamis, 25 Juli 2013

Berawal dari Keterpaksaan



Saat mentari memeluk dengan begitu hangatnya aku memulai aktifitas pagi ku. Hari ini merupakan hari pertamaku bertemu dengan teman - teman baru di salah satu universitas swasta ternama di kota ini. 
Sebenarnya aku tak ada niatan untuk mendaftar di universitas itu, tetapi karena orangtua yang menyarankanku, akhirnya aku harus menerima saran baik orangtuaku, karena aku yakin bahwa “ridho Alloh ada pada ridho orangtua”.   
Catat kawan, “hari pertama” itu artinya hari dimana masa orientasiku sebagai mahasiswa baru. Berat rasa ini melangkahkan kaki untuk sesuatu yang sebenarnya tak sesuai dengan harapan hati. Ku injakan kaki beralas kickers hitam di sebuah ruang auditorium. Ratusan mahasiswa baru memenuhi ruangan ber-AC itu dan menyimak para “senior” yang sedang memberikan instruksi untuk kegiatan hari esok.  
Lemas sudah badan ini mendengar semua intruksi itu. Fikiran – fikiran tentang kekejama masa orientasi, “monster ospek” pun berlarian di benakku. Menarik nafas panjang, cukup untuk merilekskan fikiran yang tegang ini. Alhasil ketegangan ini mencair dengan tatapan nanar oleh seorang lelaki tua di depan kampus.
“mari mbak, dibeli kranjang sampah ungunya. Bisa pesan juga kepangan tali rafianya mbak”, sapa lelaki tua itu.
Hemmm…. Kuputuskan untuk membeli bahan-bahan di depan kampus. Mahal, tapi tak masalah. Yang ada dalam fikiranku saat itu, pastilah sulit mencari barang - barang tersebut dan akan sedikit repot membuat barang dengan ketentuan yang diinstruksikan.
Rame sekali dirumah malam ini. Ayah terlihat sibuk mengukur dan menggunting karton untuk tanda pesertaku. Ibu sibuk dengan kranjang sampah yang aku beli tadi siang. Kakak dan adik tak kalah sibuknya dengan membuat buku catatan dengan beberapa ketentuan dari panitia orientasi kampus. Aku ? dengan keadaan fisik ku yang sedang tidak fit menuliskan kalimat baris demi baris hingga menjadi sebuah makalah. Malam ini memang malam yang super sibuk.
-***-
 Hari demi hari kulalui dengan sedikit keterpaksaan. Walau pun terpaksa namun aku tak berhenti mencoba berdamai dengan keadaan. “monster - monster ospek” yang awalnya begitu judes pun kian lama memancarkan senyum terindahnya. Kakak-kakak panitia ospek pun kian lama kian menggemaskan. Tak lagi sok “senior” dihadapan adek tingkatnya. Semua berubah.
Barulah aku paham betapa sulitnya kakak-kakak panitia ospek itu membuat sebuah drama yang berdurasi selama seminggu. Bukan tak hanya membuat tapi memerankan tokoh tokohnya juga. Luar biasa sekali kakak - kakak itu. Beberapa bulan, selalu meluangkan waktu pikiran dan tenaganya untuk mempersiapkan semua agenda dan masih harus berdrama selama seminggu di depan adek tingkatnya dalam acara tersebut. Perjuangan yang luar biasa hanya untuk adek tingkatnya itu mereka lakukan tanpa pamrih.
Beberapa waktu berlalu, ternyata para “senior” itu tak berhenti begitu saja. Mereka begitu peduli kepada adek tingkatnya. Saling membantu dalam hal akademik contohnya. Setiap sore hari para “senior” itu memberikan tutorial bagi adek tingkat yang membutuhkan bantuan untuk memahami materi kuliah. Luar biasa bukan? inilah hebatnya kakak seniorku.
Sebulan dua bulan telah terlewati. Mereka bukan lagi menjadi “seniorku” tetapi kini mereka sudah menjadi kakak ku. Seperti sahabat, atau bahkan bagian dari keluargaku. Keakraban pun terasa tak hanya padaku tetapi juga pada teman - teman satu angkatanku. Menyenangkan bukan memiliki kakak tingkat yang begitu luar biasa seperti itu ? bukan hanya para kakak tingkatnya yang luar biasa, tetapi para dosennya pun luarbiasa.
Kalian harus tau kawan, kegiatan kampus yang luar biasa tidak akan berjalan ketika tidak ada dukungan dari para dosen. Selain itu, ada para mahasiswa hebat karena bimbingan dari dosen yang hebat pula.
Semakin mantab hati ini. Tersadar bahwa ini lah hikmah dari keterpaksaanku. Kini aku tak lagi terpaksa. Aku bersyukur karena aku dipertemukan oleh mereka, teman-temanku, kakak tingkatku, para dosen dan semua yang berada di kampus. merekalah orang - orang hebat yang memberi warna disetiap hariku. Trimakasih semuanya… :)

Selasa, 23 Juli 2013

Kumbara Mencari Cinta #2



Hai guys … masih setia kan dengan blog usang ini,, yuk lanjutin kisah nya Kumbara Mencari Cinta part #2  J  hihihihi…. Sepertinya Kumbara ini lagi galau tingkat dewa guys, sedikit abnormal gitu tingkahnya. Langsung aja yah kita simak kisah nya. .. males juga kalo terlalu banyak basabasinya.. hiiihhhiiii :D 

Hancur sudah hatiku menerima kenyataan ini. Tapi walau hati sudah berkeping-keping menjadi serpihan, aku ini tak kunjung surut dalam memperjuangkannnya. Bisa dibilang aku ini sosok “pejantan tangguh” seperti lagunya so7 itu..hihihi…
Pedekate sih masih gencar dilakukan, sampai harus rela nungguin si jutek melati di kampus seharian. Maklum beda jurusan itu membuat ku menjadi harus lebih dalam mencari jadwal fakultas sebelah. Kebayangkan guys gimana perjuangan kumbara ? J we appreciate dah guys….
Entah apa yang ada di fikiranku ini, yang pasti aku hanya memperjuangkan kisah cintaku. Sembari menyelesaikan skripsi, aku berusaha menaklukan sosok jutek itu. Skripsiku ini semakin lengkap ditaburi kejutekannya guys. Hhihihh….Sampai lupa kalo dia udah ada yang punya. Mr hoki.
Sosok yang selalu menemani si jutek itu ternyata kerap disapa mr hoki. Gue liat sih tetep gantengan gue kalii… #sokPD
Ah ternyata si mr.hoki ini bakalan jadi saingan berat level kakap buat aku. Tidak masalah. Aku yakin lama-lama si jutek akan luluh dengan kesabaranku. Mengirim puisi-puisi pembangun semangat setiap pagi untuk si jutek saat ini menjadi rutinitasku. update status facebook setiap pukul 9 malam dengan tujuan agar di kasi komentar sama si jutek, minimal di like lah :D hihihih….. sedikit ribet juga sih kalo dipikir, tapi tak apalah demi cinta :p
Sudah bukan hari berganti hari nih, tapi bulan berganti bulan aku mulai sedikit dekat dengan si jutek. Semakin berwarna ini hidup. Tak terlalu membuang waktu, akupun mengatakan perasaan ku padanya. Dengan suasana yang cukup gerah karena terik matahari yang menemani aku dan si jutek bersandar di area green hall kampus. #cukupromantis
“dek melati, sebenarnya mas kumbara tresna kalian dek melati” #logatjawamedok
“gak salah mas kumbara ? apa jadinya kalo aku tresna sama kamu ?” #gayajutek
“lho, ya mboten salah dek, kula niki serius dek”
“salah orang kamu mas. Hati ku sudah ada yang punya”
“wah dek melati ini bercanda, yang punya bapak sama ibu kan ?”
“dasar sok tau, aku ini sudah jadian sama mr.hoki sejak 2 hari yang lalu mas”
Cukup sudah. Tak lagi perlu diteruskan cerita ini. Memang nasib ku ini, masih harus setia dengan predikat “sang raja jomblo”.

Wah guys, sory ni ya… bukan maksud mengecewakan kalian. Tapi memang begini akhir cerita si kumbara mencari cinta. Kumbara harus menyelesaikan skripsinya dulu dan yang pasti harus setia dengan predikat ke-jombloannya itu :p hihihih #mukangece
Salam jomblo dari si penulis (y)(^o^)(y)

Minggu, 30 Juni 2013

Kumbara Mencari Cinta #1



Hai guys,, masih setia aja nih melototin blog usang ini .. eheheh…  Kali ini otta hadir dengan sebuah kisah baru,, kisah cinta senior dan juniornya.  Kisah ini adalah salah satu kisah tentang  perjuangan seorang senior yang akan menaklukan seorang wanita super judes. Galak tapi menarik seperti magnet. Butuh pengorbanan xtra buat menaklukan sosok ini.  Simak langsung yuk guys… *soryagaksedikitacakacakan* hihiihihi….
Aku adalah seorang mahasiswa teknik yang cukup tenar di kampus terbaik ini. Banyak teman dan selalu tebar pesona adalah bakat terpendaku. Tinggi dan cukup handsome lah (kalo gue bergaya didepan cermin). Aku paling hobi nongkrong sambil main game di hall kampus. Intinya aku ini sosok laki – laki idama para wanita.  Bara, biasa aku dipanggil. Lengkapnya Kumbara Diantara Ilalang.
Semuanya berawal dari … hemmmm.....dari mana aku harus bercerita guys ? *bingung*
Berawal dari kebiasaan ku nongkrong di hall kampus, tak jauh beda dari biasanya guys. Hanya saja kali ini ada sosok cantik yang membuyarkan lamunanku. Berperawakan tinggi memancarkan pesona indah dalam dirinya. Entahlah siapa gerangan.
Wajahnya yang selalu mengusik ketenanganku cukup membuatku semakin tak jelas. Demi mencari sebuah kejelasan akhirnya ku jelajahi seisi kampus. Seperti agen penguntit dah beberapa minggu ini. Hanya demi sosok jutek itu. Kesana kemari ku mencari siapakah sosok jutek itu. Minggu pertama GAGAL.
Kegagalan tak menyurutkan niat awalku. Mencari siapa sosok jutek itu merupakan tugas utama di minggu ke-dua ini. Kembali bagaikan orang gila (bisalah dikata) hihihihi...
Terbang tinggu di udara... aku tau sapa dia (nyannyi,, hihihih)
Melati Menanti Hati. Nama yang unik. Setidaknnya cukup unik dibanding nama Kumbara Diantara Ilalang. Hihihihi.... perjuangan keras di minggu ke-dua ini cukup membawa pencerahan. Aku mendapatkan nama dan akun sosial medianya.
Kucoba mendekati lewat sosial media. Namanya juga sosok yang jutek, so banyak dijutekinnya nih... tak masalah buatku. Maju terus nabrak tembok :D hihihi.....
Cukup lama aku menaklukan sosok jutek itu, dipertengahan perjuanganku sedikit luluh kejutekannya itu. Seperti tanda akan ada cahaya terang dalam perjuanganku ini.
Singkat cerita nih ya, aku jungkir balik Cuma buat sosok jutek itu dah. Tapi hasilnya kalian tau ?
Dia sudah ada yang punya. Sungguh diluar dugaan. Tapi sebelum janur melengkung terpasang di depan rumahnya aku tetap harus berjuang. Berjuang demi masa depan hati ku ini. (dengan gaya sok keren di depan cermin.Inilah yang bisa dibilang sebagai pejantan tangguh. berawal dari pemuja rahasia dan berakhir dengan sebuah kegagalan. 
oke guys, itu sekelumit kisah Kumbara Diantara Ilalang yang harus move on dari si cewe jutek bernama Melati Menanti Hati. Ini baru part 1 guys.. masih ada perjuangan menaklukan hati berikutnya :D simak terus ya guys blog usang ini .. 
_salam damai dari otta_